Selasa, 06 Oktober 2015

Konglomerasi Media


Konglomerasi Media adalah penggabungan suatu perusahaan media menjadi perusahaan yang lebih besar, yang memimpin banyak media dalam satu kepemimpinan. Konglomerasi ini dilakukan dengan cara korporasi, dimana beberapa perusahaan media bergabung dalam satu kepemimpinan yang bertujuan untuk tercapainya visi dan misi bersama. Konglomerasi ini dapat dibentuk dengan cara kepemilikan usaha, joint venture/merger, atau pendirian kartel komunikasi dalam skala besar. Dan konglomerasi media sendiri pertama kali dilakukan oleh Rupert Murdoch. 

Mengenal lebih jauh tentang Rupert Murdoch

Pria kelahiran 11 Maret 1931 di Australia ini  memulai perjuangannya di Adelaide, Australia. Keith Rupert Murdoch adalah putra tunggal Sir Keith Murdoch dan Elisabeth Joy. Ketika itu, Murdoch adalah seorang pemilik surat kabar terpandang yang berbasis di Melbourne.
Sebagai putra tunggal, ia dibesarkan untuk meneruskan kerja keras sang ayah. Maka Rupert pun disekolahkan di Geelong Grammar School yang dilanjutkan di Worcester College, University Oxford, Inggris.

Saat ia berusia 21 tahun, ayahnya tutup usia. Rupert pun pulang ke Australia pada 1953 dan langsung menjadi Direktur News Limited. Namun ambisi Rupert ternyata lebih besar, sebab ia langsung fokus pada rencana-rencana akuisisi dan ekspansi.
Dalam hitungan tahun, Rupert menjadi orang terpandang yang sukses menaklukkan surat kabar Negara Bagian New South Wales, Queensland, Victoria dan Northern Territory, dan hampir seluruh media besar telah ia miliki.



Pada 1964, Rupert sudah merambah ke luar negeri dengan membeli surat kabar terlaris di Selandia Baru. Ambisinya makin besar, setelah sukses menaklukkan tabloid besar Inggris, News of the World serta harian The Sun.
Rupert pun mengukuhkan cengkeramannya di tanah Inggris dengan merambah ke dunia politik. Pria yang telah menikah tiga kali dan dikaruniai enam anak ini dikenal sebagai salah satu pendukung vokal Partai Buruh dan pemimpinnya, mantan PM Inggris Margaret Thatcher.
Tak puas dengan media cetak, Rupert membeli televisi satelit berbasis di Inggris, Sky Television, serta membalikkan aktivitas perusahaan dari rugi ke laba. Tanah Inggris ternyata belum memuaskan baginya, maka Rupert menginjakkan kaki ke Amerika.
San Antonio Express-News menjadi media Amerika pertama yang dikuasai Rupert. Ia kemudian mendirikan tabloid supermarket Star dan akhirnya, Rupert kian sukses di Amerika dengan membeli New York Post. Langkah Rupert terhambat saat pasar bebas Amerika tenyata tak sebebas perkiraannya. Saat ia ingin merambah ke stasiun televisi Amerika, pemerintah memberi syarat bahwa ia harus menjadi warga negara Amerika. Demi ambisi bisnisnya, Rupert mengajukan diri menjadi warga negara Amerika dan hal tersebut diterima oleh pemerintah Amerika. Maka pada 2985, ia membeli studio film Century Fox. Dan beberapa tahun berikutnya, enam stasiun televisi milik Metromedia beralih ke tangan Rupert Murdoch. Hal inilah menjadi cikal bakal kerajaan media Amerika miliknya yang bernama Fox Broadcasting Company, yang didirikan pada 9 Oktober 1986. Berdasarkan daftar Forbes pada 2010, Rupert adalah orang terkaya ke-38 di Amerika dan ke-117 di seluruh dunia. Jumlah kekayaannya diperkirakan mencapai USD6,2 miliar.

Bentuk Konglomerasi Media di Indonesia

Konglomerasi media yang telah dilakukan oleh Rupert Murdoch, ternyata membuat semua perusahaan media mencoba untuk memperbesar cakupan perusahaannya. Tak hanya negara di Eropa saja yang mencoba untuk melakukan konglomerasi media namun di Indonesia hal ini juga sudah mulai lama terjadi. Berikut beberapa  perusahaan group media di Indonesia :
  1. PT Media Nusantara Citra, Tbk (MNC)Hary Tanoesoedibjo merupakan Presiden Direktur MNC Group. Dalam perusahaannya ini Hary memiliki beberapa perusahaan media televisi yang berada dalam MNC Group, seperti RCTI (PT Rajawali Citra Televisi Indonesia) , TPI (PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia), dan Global TV (PT Global Informasi Bermutu).
  2. PT Bakrie Brothers (Group Bakrie)
    Perusahaan Group Bakrie yang dipimpin oleh Anindya N. Bakrie merupakan anak menteri da
    n pengusaha kontroversial, Aburizal Bakrie. Group Bakrie ini membawahi ANTV (PT Cakrawala Andalas Televisi) yang kini berbagi saham dengan STAR TV (News Corps., menguasai 20% saham) dan Lativi (PT Lativi Media Karya). 
  3. PT Trans Corpora (Grup Para) Grup ini membawahi Trans TV (PT Televisi Transformasi Indonesia) dan Trans-7 (PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh)
  4. PT Surya Citra Media (SCM)Group SCM ini didirikan oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja. Pada awal Mei 2013, PT Indosiar Karya Media resmi bergabung kedalam SCM
  5. PT Media Televisi Indonesia
    Perusahaan media ini didirikan oleh Surya Dharma Paloh. PT Media Televisi Media ini resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. Media Group ini juga memiliki Media Indonesia dan Lampung Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar